Sunday, September 25, 2016

Tugas Peng. Teknologi Sistem Cerdas
3KA05


Anggota Kelompok  :
Reza Fajriansyah                                     19114165
Rico Prayoga                                            19114275
Riska Maghfira                                        19114493
Riswan Fauzi                                            19114531
Satya Dharmadi                                       1A114085
Tb. Anugrah Prasetya                             1A114902
Yosua Kelvin                                            1C114484


FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA


Tuesday, May 3, 2016




Business Relationship Management

A.     Ruang Lingkup

 Manajemen hubungan bisnis terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan perilaku  yang membina hubungan yang produktif antara organisasi jasa (misalnya Sumber Daya Manusia , teknologi informasi , departemen keuangan, atau penyedia eksternal) dan mitra bisnis mereka.
BRM berbeda dari manajemen hubungan perusahaan dan manajemen hubungan pelanggan meskipun hal itu berkaitan. Ini adalah ruang lingkup yang lebih besar daripada penghubung yang sejalan kepentingan bisnis dengan TI Penyerahan

B.    Maksud dan Tujuan :
·         Pengertian
Manajemen hubungan bisnis (BRM) adalah pendekatan formal untuk pemahaman, mendefinisikan, dan mendukung kegiatan antar-usaha yang terkait dengan jaringan bisnis .
·         Tujuan
Tujuan dari manajemen hubungan bisnis adalah untuk memahami kebutuhan pelanggan bisnis dan untuk memberikan layanan yang memenuhi kebutuhan tersebut .

C.    Prinsip Umum
Prinsip Business Relationship Management
·         Pengukuran dan analisis
Tujuan BRM mengharuskan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dapat diidentifikasi dan diukur. Mengingat model, seseorang harus mampu mengidentifikasi hubungan bisnis yang mereka terlibat dalam, dan mengukur mereka dalam hal seperti kuantitas atau durasi. Hal yang sama berlaku untuk setiap aspek BRM, seperti jenis, peran, atau prinsip.
Setiap hubungan bisnis memiliki tujuan yang memerlukan partisipasi dari peran ganda untuk mencapai. Tujuan dari hubungan bisnis yang diberikan adalah diskrit dan terukur.
·         Reputasi dan kepercayaan
Model BRM harus berusaha untuk model dan mengukur reputasi dan kepercayaan .
Setiap hubungan, dan setiap interaksi di dalamnya, memberikan kontribusi untuk reputasi. Reputasi meringankan risiko dan mengurangi gesekan dalam proses bisnis. Kepedulian untuk reputasi incentivizes perilaku yang baik.
Tidak adanya kepercayaan akan menyebabkan hubungan bisnis untuk gagal. Kepercayaan meningkatkan efisiensi dan memungkinkan resolusi konflik. Hubungan antara kepercayaan sebagai konsep inti tradisional dan dalam bentuk yang muncul 'radikal' sebagai komponen dari komunitas online [11] harus dijelaskan.
·         Governance
Model BRM perlu memperhitungkan dan menyelaraskan dengan model tata kelola perusahaan , termasuk etika bisnis , kendala hukum, dan norma-norma sosial yang berlaku untuk hubungan bisnis.
·         Batas
Model BRM harus menentukan batas-batas hubungan bisnis dalam kontinum yang lebih besar dari hubungan interpersonal. Selain isu-isu pemerintahan, model harus memeriksa jika ada tingkat optimal dari hubungan pribadi, dan apakah mereka berbeda berdasarkan jenis, peran, atau atribut lainnya. model harus membantu menentukan batas-batas yang mengoptimalkan efektivitas sementara mendukung tata kelola yang baik.
·         Pertukaran dan timbal balik
Model BRM pertukaran dan timbal balik harus memperluas dimensi tradisional untuk akun untuk tidak hanya pertukaran keuangan, tetapi juga pertukaran waktu, uang, pengetahuan, dan reputasi. Ini adalah fitur kunci dari hubungan bisnis.

4.      Peran
Sebagai peran organisasi, BRM peran organisasi adalah hubungan antara penyedia layanan dan bisnis. Peran bertindak sebagai penghubung, orkestra, dan navigator antara penyedia layanan dan satu atau unit bisnis yang lebih.
Peran Bisnis Relationship Manager telah diperkenalkan di ITIL 2011 untuk melakukan kegiatan dalam proses bisnis Relationship Management.


5.      Hubungan dengan proses manajemen layanan lainnya


Deskripsi proses
ITIL Bisnis Relationship Management, Manajemen Hubungan Bisnis
Bisnis Relationship Management telah diperkenalkan sebagai proses baru dalam ITIL 2011.
Terbaru tempat bimbingan survei kepuasan pelanggan dan manajemen pengaduan dalam Bisnis Relationship Management. Kiribati, proses yang sesuai telah dipindahkan dari terus menerus Peningkatan Pelayanan untuk Bisnis Relationship Management. Gambaran proses ITIL Bisnis Relationship Management, menunjukkan antarmuka yang paling penting.
Manajemen Keuangan Untuk Layanan TI

Ruang Lingkup
Ruang lingkup Keuangan Untuk Layanan TI sesungguhnya hanya mencakup tiga hal utama yaitu tentang keputusan keuangan, keputusan investasi dan kebijakan deviden.

1.   Keputusan Keuangan dilakukan untuk mencari dana. Keputusan itu tercermin pada sisi yang mengungkapkan seberapa besar proporsi utang dan ekuitas suatu perusahaan.
Contohnya : Keputusan Keuangan adalah menentukan berapa banyak obligasi (utang jangka panjang) yang harus ditambah dan berpapa banyak saham biasa yang perlu diterbitkan.
2.      Keputusan Investasi
Segala keputusan manajerial yang dilakukan untuk menghasilkan dana berbagai macam aktiva. Boleh juga dikatakan bahwa keputusan investasi adalah keputusan bisnis, dan itu diluar keputusan keuangan.
3.      Kebijakan devide
Yaitu seluruh kebijakan yang dilakukan untuk menetapkan seberapa besar laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham dan berapa besar laba bersih yang tetap ditahan untuk cadangan investasi tahunan, kebijakan itu akan tercermin dari besarnya perbandingan laba bersih.

Contoh kebijakan deviden adalah menetapkan apakah presentase pembagian deviden saat ini perlu ditingkatkan atau tetap dipertahankan sebagaimana pada tahun sebelumnya.

Maksud dan Tujuan 
Tujuan dari Manajemen Keuangan Jasa IT (ITFM) adalah untuk mengoptimalkan biaya IT Services saat mengambil menjadi kualitas akun dan faktor risiko. Saldo analisis biaya terhadap kualitas dan risiko untuk membuat cerdas, strategi optimalisasi biaya berdasarkan metrik-. Balancing diperlukan karena biaya pemotongan mungkin tidak menjadi strategi terbaik untuk memberikan output konsumen yang optimal.

ITFM adalah disiplin berdasarkan prinsip keuangan dan akuntansi standar, tapi alamat prinsip-prinsip tertentu yang berlaku untuk layanan TI, seperti manajemen aset tetap, manajemen modal, audit, dan penyusutan.

Untuk sebuah organisasi TI internal, tujuannya digambarkan sebagai:

·         Untuk memberikan pelayanan hemat biaya dari aset TI dan sumber daya yang digunakan dalam memberikan layanan TI
·         Untuk outsourcing organisasi IT atau organisasi TI yang dijalankan seolah-olah itu sebuah entitas yang terpisah (yaitu, dengan pengisian penuh)
·         Untuk dapat menjelaskan sepenuhnya untuk belanja pada layanan TI dan dapat atribut biaya ini untuk layanan yang diberikan kepada pelanggan organisasi dan untuk membantu manajemen dengan menyediakan rinci dan dihitung biayanya kasus bisnis untuk perubahan yang diusulkan untuk layanan

Layanan Teknologi Informasi Manajemen Kontinuitas

Ruang Lingkup
situsnya bertujuan untuk memberikan pengenalan untuk membangun proses Business Continuity Management dalam sebuah organisasi dalam rangka untuk mengurangi teknologi dan kontinuitas informasi risiko yang teridentifikasi sebagai bagian dari Manajemen Risiko.

Dalam rangka mempertahankan ketersediaan TI dan informasi organisasi perlu memahami
yang proses sangat penting, seberapa cepat mereka harus dipulihkan.
apa IT dan informasi yang diperlukan untuk menjaga proses-proses penting yang berjalan.
Dengan menggunakan informasi ini, ICT dan Keamanan Informasi (IS) profesional dapat menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa TI dan informasi persyaratan proses kritis dapat dipenuhi, meskipun peristiwa yang mengganggu. Ini termasuk memastikan bahwa ICT dan IS staf tersedia dalam jangka waktu yang diperlukan dan identifikasi situs alternatif (s) yang bekerja harus itu menjadi perlu. Informasi ini rinci dalam Business Continuity Plan (BCP).

Setelah ICT dan IS operasional lagi, tim operasional akan dapat bekerja dari mereka IT Service Continuity Plan untuk mengembalikan komponen TI kritis dan informasi yang diperlukan untuk mendukung proses kritis.


Maksud & Tujuan
Layanan Continuity Management (ITSCM) IT bertujuan untuk mengelola risiko yang serius dapat mempengaruhi layanan TI. ITSCM memastikan bahwa penyedia layanan TI selalu dapat memberikan minimum setuju Layanan Levels, dengan mengurangi resiko dari kejadian bencana untuk tingkat yang dapat diterima dan perencanaan untuk pemulihan layanan TI. ITSCM harus dirancang untuk mendukung Business Continuity Management.

                                    Manajemen keamanan Informasi dan Manajemen Akses

>  Kebijakan Keamanan Informasi (Information Security Policy)

Tujuan kebijakan keamanan informasi adalah untuk memberikan arahan dan dukungan manajemen keamanan informasi. Manajemen harus menetapkan arah kebijakan yang jelas dan menunjukkan dukungan, serta komitmen terhadap keamanan informasi melalui peerapan dan pemeliharaan suatu kebijakan keamanan informasi di seluruh tatanan organisasi.
> Kebijakan Keamanan Informasi meliputi :
      Dokumen Kebijakan Keamanan Informasi (Information security policy document)
Kontrol yang seharusnya dipenuhi adalah dokumen kebijakan keamanan informasi harus disetujui oleh manajemen, dipublikasikan dan disosialisasikan dengan baik kepada seluruh pegawai. Di dalam dokumen kebijakan tersebut harus ada pernyataan komitmen manajemen dan pendekatan organisasi dalam mengelola keamanan informasi. Dokumen tersebut paling tidak harus mencakup hal-hal sebagai berikut :
      Definisi keamanan informasi, sasaran umum dan cakuoan, serta pentingnya keamanan sebagai mekanisme untuk berbagi informasi
Pernyataan komitmen manajemen, dukungan terhadap tujuan, dan prinsip, persyaratan standard an kesesuaian sebagai bagian penting untuk organisasi, seperti berikut.
a)      Kesesuaian persyaratan legalitas dan kontraktual
 b)   Kebutuhan pendidikan keamanan
 c)   Pencegahan dan deteksi terhadap virus dan piranti lunak berbahaya lain
 d)   Manajemen kelangsungan bisnis
 e)   Konsekuensi atas pelanggaran kebijakan keamanan
  f)   Definisi tanggungjawab umum dan khusu untuk manajemen keamanan informasi, termasusk melaporkan insiden keamanan
g)   Rujukan untuk dokumentasi yang mendukung kebijakan, seperti detil kebijakan keamanan   dan prosedur untuk system informasi tertentu atau aturan keamanan yang harus dipatuhi pengguna.

>      Sistem manajemen Keamanan Informasi

ISMS (information security management system) atau sistem manajemen keamanan informasi adalah istilah yang muncul terutama dari ISO/IEC 27002 yang merujuk pada suatu sistem manajemen yang berhubungan dengan keamanan informasi. Konsep utama ISMS untuk suatu organisasi adalah untuk merancang, menerapkan, dan memelihara suatu rangkaian terpadu proses dan sistem untuk secara efektif mengelola keamanan informasi dan menjamin kerahasiaan, integritas, serta ketersediaan aset-aset informasi serta meminimalkan risiko keamanan informasi.
Standar ISMS yang paling terkenal adalah ISO/IEC 27001 dan ISO/IEC 27002 serta standar-standar terkait yang diterbitkan bersama oleh ISO dan IEC. Information Security Forum juga menerbitkan suatu ISMS lain yang disebut Standard of Good Practice (SOGP) yang lebih berdasarkan praktik dari pengalaman mereka. Kerangka manajemen teknologi informasi (TI) lain seperti COBIT dan ITIL juga menyentuh masalah-masalah keamanan walaupun lebih terarah pada kerangka tata kelola TI secara umum.
Information Security Management Maturity Model (dikenal dengan ISM-cubed atau ISM3) adalah suatu bentuk lain dari ISMS yang disusun berdasarkan standar-standar lain seperti ISO 20000, ISO 9001, CMM, ISO/IEC 27001, serta konsep-konsep umum tata kelola dan keamanan informasi. ISM3 dapat digunakan sebagai dasar bagi ISMS yang sesuai dengan ISO 9001. ISM3 berbasis pada proses dan mencakup metrik proses sedangkan ISO/IEC 27001 berbasis pada kontrol.
>      Fasilitas Manajemen - Kontrol Akses Fisik

Fasilitas Manajemen keamanan informasi adalah Aktivitas untuk menjaga agar sumberdaya informasi tetap aman Manajemen keamanan informasi terdiri atas empat tahap, yaitu:
1.           Mengidentifikasi ancaman yang dapat menyerang sumber informasi perusahaan.
2.           Mendefinisikan resiko yang disebabkan oleh ancaman.
3.           Menentukan kebijakan keamanan informasi.
4.           Mengimplementasikan pengendalian untuk mengatasi resiko resiko tersebu
Akses kontrol secara fisik biasanya diberikan pada petugas khusus seperti penjaga keamanan. Umumnya ada pagar atau pintu untuk menghindari akses kontrol fisik dari pihak yang tidak berkepentingan. Kontrol akses secara fisik dapat dicapai oleh manusia melalui cara mekanis seperti kunci atau melalui sarana teknologi yang disebut sistem akses kontrol. Hak akses hanya bagi yang berkepentingan ini sangat berguna untuk melindungi aset properti bila didukung dengan kamera CCTV.

Sumber : Wikipedia
                  Computerweekly
                  Stealthh
                  richonotes
                 wikien

Tuesday, April 26, 2016





Pengertian ITSM adalah konsep manajemen dalam memberikan layanan teknologi informasi secara baik dan berhasil kepada pelanggan, Bisa juga  suatu metode pengelolaan sistem teknologi informasi (TI) yang secara filosofis terpusat pada perspektif konsumen layanan TI terhadap bisnis perusahaan. ITSM merupakan kebalikan dari pendekatan manajemen TI dan interaksi bisnis yang terpusat pada teknologi. Istilah ITSM tidak berasal dari suatu organisasi, pengarang, atau pemasok tertentu dan awal penggunaan frasa inipun tidak jelas kapan dimulainya.
ITSM berfokus pada proses dan karenanya terkait dan memiliki minat yang sama dengan kerangka kerja dan metodologi gerakan perbaikan proses (seperti TQM, Six Sigma, Business Process Management, dan CMMI). Disiplin ini tidak memedulikan detail penggunaan produk suatu pemasok tertentu atau detail teknis suatu sistem yang dikelola, melainkan berfokus pada upaya penyediaan kerangka kerja untuk menstrukturkan aktivitas yang terkait dengan TI dan interaksi antara personel teknis TI dengan pengguna teknologi informasi

Pada awalnya ITIL adalah serangkaian lebih dari 40 buku pedoman tentang pengelolaan layanan IT yang terdiri dari 26 modul. Perpustakaan besar pertama ini juga dikenal sebagai ITIL 1.0. Antara 2000 dan 2004 disebabkan oleh peningkatan pelayanan yang berkesinambungan dan adaptasi terhadap situasi saat ini dalam lingkungan (TI) modern ITIL 1.0 di rilis besar dan digabungkan menjadi delapan inti manual: ITIL 2.0. Pada awal musim panas 2007 ITIL 3.0 diterbitkan. Ini didirikan struktur yang sama sekali baru. Ini terdiri dari tiga bidang utama:

*ITIL CorePublikasi
* ITIL Pelengkap Bimbingan
* ITIL Web Support Services
2).
Pada 30 Juni 2007, OGC (Office of Government Commerce) menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan olehteknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah:
Service Strategy
Inti dari ITIL Service Lifecycle adalah Service Strategy.
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.
Topik-topik yang dibahas dalam tahapan lifecycle ini mencakup pembentukan pasar untuk menjual layanan, tipe-tipe dan karakteristik penyedia layanan internal maupun eksternal, aset-aset layanan, konsep portofolio layanan serta strategi implementasi keseluruhan ITIL Service Lifecycle. Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy, di samping topik-topik di atas adalah:
·         Service Portfolio Management
·         Financial Management
·         Demand Management
Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.
Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan review strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities, teknologi pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut.

Service Design
Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.
Ruang lingkup Service Design tidak melulu hanya untuk mendesain layanan TI baru, namun juga proses-proses perubahan maupun peningkatan kualitas layanan, kontinyuitas layanan maupun kinerja dari layanan.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:
1.      Service Catalog Management
2.      Service Level Management
3.      Supplier Management
4.      Capacity Management
5.      Availability Management
6.      IT Service Continuity Management
7.      Information Security Management

Service Transition
Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang dirubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1.      Transition Planning and Support
2.      Change Management
3.      Service Asset & Configuration Management
4.      Release & Deployment Management
5.      Service Validation
6.      Evaluation
7.      Knowledge Management

Service Operation
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1.      Event Management
2.      Incident Management
3.      Problem Management
4.      Request Fulfillment
5.      Access Management

Continual Service Improvement
Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle

3.Sebuah perusahaan yang mengimplementasi ITIL secara nyata tentunya mendapat banyak sekali keuntungan, misalnya, pelayanan IT menjadi lebih fokus kepada departemen lainnya di dalam satu perusahaan, biaya lebih efisien dan dapat diatur dengan baik, serta perubahan-perubahan IT yang dapat lebih mudah untuk diatur, dan masih banyak keuntungan lainnya yang pada akhirnya akan berdampak pada income perusahaan itu sendiri.

4.framework ITIL dikembangkan sejak 1980-an oleh Office of Government Commerce (Departemen Perdagangan) Inggris sebagai guidance bagi organisasi/perusahaan di sana. Pertengahan 1990-an, ITIL diakui dunia menjadi standar de facto di bidang service management. ITIL menyediakan sekumpulan best practice yang lengkap dan konsisten untuk ITSM, serta mempromosikan pendekatan kualitas untuk mencapai efektivitas dan efisiensi organisasi dalam penggunaan sistem informasi. ITIL mencakup 8 aspek, yakni: dukungan layanan,  delivery, rencana pengembangan,  manajemen infrastruktur TI, manajemen aplikasi, perspektif bisnis, manajemen sekuriti, dan manajemen aset software.
Saat ini ITIL telah memiliki paket materi dan menyediakan kursus pelatihan, ujian dan sertifikasi. Sebagai sebuah framework, ITIL telah memasuki versi terbaru, yaitu ITIL V3 – Service Life Cycle.

5.Menurut Santosh Nair, Direktur Birlasoft, sebelumnya Birlasoft menggunakan beragam perangkat help desk. Hanya saja, perangkat itu fungsinya terbatas. Semisal, tidak cocok (compliant) dengan proses ITIL; fitur IT Asset Management tidak tersedia sehingga sulit melacak aset;  tidak ada fitur untuk persetujuan proses; keterbatasan dalam hal Service Level Agreement ataupun Change Management;  tidak ada mesin alur kerja untuk mengotomasi proses; hingga terbatasnya  fungsi pelaporan dan notifikasi e-mail. “Semua itu menyebabkan banyak kerja manual, informasi pengguna tidak terlacak secara akurat, kesulitan untuk cocok dengan ITIL dan lisensi software. Akibatnya, ada ketidakpuasan dari para pelanggan dan staf administrasi TI,” ungkap Nair

Sumber : - Ciosociety
                - Buku IT Service Manajemen.pdf
                - Kulinet


Sunday, November 15, 2015



Adit     : kapan batas akhir upload tugas tou?
Calvin  : sepertinya 2 harilagi, bukan?
Rico     : iya benar
Adit     : apa yang harus dikerjakan?
Rico     : kita harus membuat percakapan
Calvin  : percakapan seperti apa?
Rico     : percapakan antara dua orang atau lebih dengan tema bebas
Adit     : harus membuat kelompok?
Rico     : tentu saja
Calvin  : bagaimana dengan kelompok lama?
Rico     : tidak tahu, setiap anggota kelas membuat kelompok baru
Calvin  : ya sudah, kau sudah ada kelompok?
Adit     : belum, kau sudah?
Calvin  : belum juga, kenapa kita tidak membuat kelompok saja?
Rico     : baiklah kalau begitu
Adit     : ya sudah, dengan begini kelompok sudah siap, kita ingin membuat percakapan dengan tema apa?
Calvin  : bagaimana dengan tugas di dalam tugas?
Adit     : apa itu?
Calvin  : kita membuat  percakapan tentang kita yang sedang mengerjakan sebuah tugas
Rico     : maksudnya?
Adit     : tolong jelaskan lebih rinci
Calvin  : contohnya, karena kita bertiga , kita buat a, b, dan c, pertama si a bertanya pada b, “ada tugas tidak?”,  dan si b menjawab, “ ada tugas tou.”, lalu si c ikut bergabung, “jangan lupa batas akhir upload 2 hari lagi.”, dan seterusnya
Rico     : ooooohhh
Calvin  : kalian mengerti?
Rico     : aku sudah mengerti
Adit     : aku belum, hahaha, tolong jelaskan lagi
Calvin  : nanti akan aku jelaskan ulang, sekarang kita tentukan kapan dan dimana kita akan mengerjakan tugas ini?
Rico     : di kampus saja , setelah mata kuliah terakhir, bagaimana?
Calvin  : oke
Adit     : insyallah

Rico     : baiklah,nanti kita kerjakan tugasnya sehabis pulang mata kuliah terakhir ya

Saturday, November 7, 2015

Berkomunikasi dan berinteraksi didalam kehidupan sehari-hari memanglah sangat penting untuk menjalinnya suatu hubungan pertemanan, saudara dan persahabatan. Dalam berkomunikasi, tentu kita harus bisa mengucapkan kalimat dengan benar dan tepat, jangan sampai bertele-tele dan akhirnya membuat lawan bicara kita menjadi kebingungan atau lainnya. Contohnya seperti saya, ketika sedang berbicara dengan lawan bicara saya selalu ragu atau kebingungan untuk mengungkapkan sebuah kalimat atau kata-kata sebagai media pembahasan komunikasi. Sesekali saya menundukan kepala disaat sedang berkomunikasi, tidak menatap mata lawan bicara saya, Bertemu dengan seseorang yang dikenali tetapi saya tidak menyapa. Tapi, menurut teman saya tindakan seperti itu cenderung akan merusak proyektifitas keperibadian kita dengan kata lain seseorang mungkin saja menganggap kita sebagai seseorang yang sombong, wah jangan sampai begitu ya. Pada postingan kali ini saya akan memberikan sedikit pembelajaran tentang cara berkomunikasi yang baik dan benar dengan seseorang menurut versi saya, yah walaupn saya sendiri belum pandai dalam berbicara ataupun berkomunikasi, mari menyimak dan belajar bersama....

1. Bertatapan dengan lawan bicara
Bertatapan dengan lawan bicara sangatlah penting tapi dalam arti bukan pada kondisi dimana wajah kita berbicara dengan bertatapan wajah secara dekat, melainkan bertatapan mata satu sama lain dengan lawan jenis. Jangan sesekali menundukan kepala disaat sedang terjadinya komunikasi, jangan berpaling wajah atau hal lainnya. Karena mungkin lawan bicara kita akan menganggap apakah mulut dia bau, kita dianggap tidak menghargainya dan sebagainya, sehingga menyebabkan sebuah konflik dihati dan pikiran lawan bicara kita yang menghasilkan anggapan bahwa kita "Sombong".

2. Memperhatikan lawan bicara
Nah terkadang Memperhatikan apa yang diungkapkan oleh lawan bicara kita sangat penting dan menambah nilai plus untuk diri kita, karena lawan bicara kita mungkin saja akan menganggap bahwa apa yang disampaikannya itu bisa dihargai dan diterima dengan baik sehingga bisa membuatnya senang. Tapi permasalahannya adalah ketika pembahasan itu garing atau membosankan itulah yang menyebabkan kita sebagai pendengar sekaligus orang yang memperhatikan akan bosan dan lebih memilih berbicara dengan lawan jenis lain, otomatis itu akan menyebabkan konflik dihatinya dan menghasilkan anggapan bahwa "kita tidak bisa menghargai seseorang", lebih baik usahakan tetap mendengarkannya dan memilih topik pembicaraan yang baik.

3. Rileks
Rileks dapat membuat cara berkomunikasi kita sedikit rapih dan beraturan sehingga tidak menyebabkan lawan bicara menjadi kebingungan. Dengan perlahan mengucapkan kalimat dapat membuat lawan bicara akan mengerti dan memahami apa maksud dari ucapan kita. Tidak seperti saya, selalu terburu-buru dalam mengucapkan sebuah kalimat dan entah mereka mengerti atau tidak. Terutama kepada wanita, ini selalu menjadi topik pembahasan antara saya dan teman saya ketika bertemu yang membicarakan bahwa jika saya berbicara dengan lawan jenis entah kenapa saya tidak pernah bisa Rileks dan bisa dibilang gugup.

4. Mengurangi perkataan kasar dengan lawan bicara
Dahulu kala ada seorang pepatah yang berkata "Ucapan adalah sebuah bumerang untuk diri sendiri" entah pepatah itu pernah mengatakannya atau tidak, heheh. Seberapa dekat kita dengan seseorang diharapkan agar tidak terlalu sering menggunakan kata-kata kasar. Karena jika terlalu sering, itu bagaikan pisau yang perlahan membuka kerangka perasaan yang akhirnya menciptakan kebencian sekalipun itu sahabat sendiri. Bagaimanapun juga, gunakanlah aturan-aturan berbahasa yang baik dan sewajarnya.

5. Mengganti Topik Pembicaraan
Pasti bosen dong dengan pembahasan yang itu-itu aja, tidak menarik dan akhirnya selesai komunikasi pada posisi dimana kita masih ingin berkomunikasi dengan lawan bicara, saran saya sih buru-buru mengganti topik pembahasan agar alur dari komunikasi itu lebih berwarna dan mempunyai lebih lama waktu berbicara dengan lawan jenis itupun misalnya jika kita rindu dengan seseorang yang sudah lama gak bertemu dan dua tahun kemudian baru dipertemukan.

6. Jangan memotong pembicaraan lawan bicara
Salah satu prilaku yang tidak sopan salah satunya memotong pembicaraan lawan bicara, tentu akan menimbulkan rasa kesal dan marah terlebih lagi jika yang diungkapkannya itu hal yang sangat penting. Bukan lawan bicara saja yang merasa kesal dan marah, kitapun akan merasakan hal yang sama dengan sikap refleks paling tidak ingin menghajarnya dan timbullah perselisihan.

Karena seseorang mempunyai keperibadian masing-masing mungkin ada beberapa orang dengan cara berkomunikasinya yang berbeda, meskipun begitu kita harus tetap bisa menghargainya.





A. Pengertian Komunikasi

     Komunikasi Adalah Proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seseorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy,2000:13).

B. Fungsi Komunikasi

       Fungsi komunikasi menurut onong Uchjana Effendy:

·        Menginformasikan (to inform)

Komunikasi dapat menginformasikan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, idea tau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segaka sesuatu yang disampaikan orang lain.

·        Mendidik (to educated)

Komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.

·        Menghibur (to entertain)

Komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

·        Mempengaruhi (to influence)

Komunikasi dapat mempengaruhi setiap individu berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikasi dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikasi sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai makhluk social, kita tidak menghindar dari tindakan komunikasi menyampaikan dan menerima pesan dari dan ke orang lain. Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Prosesnya berlangsung dalam berbagai konteks baik fisik, psikologis, maupun social.

C. Komunikasi Verbal

      Komunikasi ini merupakan suatu kegiatan percakapan/penyampaian informasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan. Contoh dari komunikasi verbal yaitu:

·        Berbicara dengan seseorang atau kelompok orang
·        Mendengarkan radio
·        Membaca buku, majalah dan novel
·        Menulis surat lamaranm surat perjanjian jual beli,brosur dan
·        Berpidato dihadapan orang banyak

D. Komunikasi Alam Sadar

    Komunikasi ini merupakan penyampaian informasi antara manusia secara sadar. Komunikasi alam sadar umumnya merupakan komunikasi interpersonal, misalnya komunikasi secara verbal dan nonverbal.

E. Tahapan Komunikasi

·   Penginterpretasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia piker dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.

·       Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambing komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encoderm alat penyadi: mengubah pesan abstrak menjadi konkret.

·  Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambing komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.

·    Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.

· Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.

·   Penyandian balik, pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).

·      Penginterpretasian balik, pada tahap ini terjadi komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diuraikan dalam bentuk pesan.

Sumber: - Staffsite
               - Wikipedia